MAJALAHCEO.COM – JAKARTA, 9November 2020 – Produksi turunan CPO milik PT Industri Nabati Lestari (INL),
anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Sei Mangkei telah memasarkan 95% dari total produksi ke mancanegera. Hingga
September 2020, total nilai penjualan telah mencapai sekitar Rp 2,8 triliun dengan total
volume penjualan sebanyak 315 ribu ton. Direktur INL Hasyim Toriq menjelaskan total nilai
penjualan tersebut ditopang dari produksi refinery CPO olah sebesar 330 ribu MT dengan
produk Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD)
Olein dan Stearin.
Hasyim menjelaskan sejak beroperasi dan komersil tanggal 28 Februari 2019 sampai dengan
bulan September 2020, pencapaian PT INL termasuk ekspor produksi ke mancanegara
sangat tinggi seperti Bangladesh, Kroasia, India, Maritinus, Pakistan, Nigeria, China, Sudan,
Yordania, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Dijbouti, Amerika Serikat, Malaysia, Llattakia,
Srilanka, Tanzania, Mozambique, Iran, Ludhiana, dan Senegal.
Pasar Minyak Goreng Lokal
Hasyim Toriq menambahkan INL telah memiliki produk ritel minyak goreng bermerk Salvaco
dengan segmentasi menengah ke atas yang dipasarkan di dalam negeri. Produk dipasarkan
dalam bentuk kemasan 1 dan 2 liter. Total produksi minyak goreng ritel yang telah
dihasilkan perusahaan sebanyak 3.868 Ton dengan total nilai penjualan sebesar Rp 42,84
Miliar. Sejak Maret 2020, produksi minyak goreng INL menunjukkan pertumbuhan yang
cukup signifikan sehingga perusahaan memiliki prospek yang sangat baik untuk masuk ke pasar ritel dalam negeri.
“Adapun area pemasaran produk Salvaco masih mencakup wilayah Sumatera Utara (Sumut,
Aceh, dan Riau) dengan melakukan kerja sama berskema distributor bersama 12 mitra
perusahaan distributor dan menargetkan pada tahun 2021 akan memenuhi pasar seluruh
Sumatera, Jawa, dan Bali,” jelas Hasyim.
Ia mengungkapkan INL akan segera meluncurkan minyak goreng “Malico” yang dipasarkan
pada segmentasi menengah ke bawah kemasan pillow pack pada bulan Desember 2020. Meskipun di tengah Pandemi Covid-19 PT INL telah berhasil menyerap 218 tenaga kerja
dengan presentase 60% tenaga kerja lokal (Kabupaten Area Kerja dan Daerah Penyangga)
dan 40% tenaga kerja non-lokal.
Study Kelayakan
Hasyim menjelaskan pembangunan pabrik minyak goreng INL di KEK Sei Mangkei
dilaksanakan secara efektif dan memenuhi study kelayakan (feasibility study) dengan
evaluasi dilaksanakan oleh Tim Penilai Independen yaitu Badan Penerapan dan Pengkajian
Teknologi (BPPT) dan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Efektif pembangunan (Effective Date Contract) pada 28 Oktober 2016 sesuai Surat
Perjanjian No. INL/SPJ/02/2016 tanggal 25 Agustus 2016. Uji kinerja pembangunan
(commissioning) dimulai pada 29 November 2018 hingga berakhir pada 27 Februari 2019.
Secara Uji Kelayakan pembangunan yang telah dilakukan maka pabrik minyak goreng telah
siap beroperasi dengan menerbitkan Surat Pemberitaan Penerimaan Pabrik Minyak Goreng
sesuai dengan Surat No.092/INL/SU-E/III/2019 pada tanggal 16 Maret 2019.
Ia menambahkan, seluruh biaya pembangunan pabrik minyak goreng secara efektif telah
digunakan sesuai peruntukan dengan mengikuti beberapa kajian dan rekomendasi
pelaksanaanya dari BPPT dan BPK dengan pengawasan ketat yang sebelumnya dilakukan
study kelayakan dari Kantor jasa Penilai Publik (KJPP) Amin Nirwan Alfiantori.Terhitung setelah selesai pembangunan dan pelaksanaan commissioning pabrik, INL telah
menghasilkan produk berupa Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Palm Fatty
Acid Distillate (PFAD), Olein dan Stearin.