Oleh : Wagino Tanung
Koresponden Media Nasional CEO
Indonesia Kal-Sel.
Kalimantan Selatan boleh dikatakan sebagai tempat orang luar untuk mencari lahan rezeki dalam berbagai aktivitas pekerjaan dan hal ini adalah logis sebagai Warga Negara yang bernaung pada NKRI, meskipun demikian prinsip dimana bumi dipijak dan disana langit dijunjung harus diterapkan, artinya orang luar harus beradaptasi dengan berbagai budaya setempat sehingga keharmonisan berjalan sesuai dengan momentum .
NKRI berbeda- beda suku tetapi tetap satu jua, dan jangan sampai bagaikan rumput mengalahkan ilalang hal ini yang tidak boleh terjadi agar tidak
menimbulkan gesekan internal.
Adat istiadat lokal masyarakat Kal-Sel harus diperhatikan dan jangan sampai orang luar menimbulkan kesan berkerja mencari rezeki dibanua orang tetapi
tidak memelihara alam dan lingkungan dan sekitarnya, berujung yang menerima dampak negatifnya adalah masyarakat setempat. Misalnya mengeruk hasil SDA Kal-Sel tetapi tidak memeliharanya contohnya hutan ditebang hingga gundul dan tandus dan batu bara digali sedemikian dalamnya hingga menjadi tempat genangan air tanpa reklamasi dan rehabilitasi , wilayah sungai tertutup dengan berbagai bangunan hotel, rumah. gedung – gedung dsb, Semua ini tidak terlepas dari kelalaian dari para individu dan kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Sebagai contoh, penyebab banjir kalau dikatakan sebagai air laut yang menguap dan disebabkan curah yang tinggi tentunya wilayah pinggiran sungai akan tenggelam tetapi justeru yang tenggelam daerah HST Tanah Laut, Kab.Banjar dan kalau sudah terjadi seperti ini , sumber banjir dari mana ? Berarti bukan dari air laut yang menguap dan cuaca atau curah hujan tinggi. Dalam statemen ini pejabat daerah diduga, tidak jujur mengungkapkan penyebab banjir dan sudah terbiasa menyembunyikan kekeliruan dan suka mencari alasan pembenar, seharusnya malah bersinergi dengan masyarakat untuk menanggulangi banjir yang sudah terjadi dan memperbaiki penyebab banjir setelah banjir reda agar tidak terulang kembali banjir ini.
Sekarang banyak masyarakat yang kehilangan rumah, fasilitas umum hancur total perekonomian lumpuh dan banyak masyarakat yg kelaparan akibat banjir dan mengungsi kemana -.mana apakah peristiwa ini dapat membuat pejabat daerah menjadi sadar akan memperbaiki kekeliruan dan kesalahan dimasa akan datang ?
Akibat penebangan hutan yang tidak memperhitungkan dampaknya, hutan menjadi gundul dan tandus dan tidak lagi sebagai penyerap air, dan akibat lubang bekas galian batu bara yang menganga lebar karena tidak direklamasi dan direhablitasi menyebabkan menjadi tempat genangan air pasang dalam dan curah hujan sehingga air dilubang meluap keluar mengalir kedaerah dataran rendah dan menenggelamkan rumah – rumah penduduk
Akibat tertutupnya sungai-sungai sebagai tempat penampung saluran air tat kala pasang dalam dan banyak pula bangunan – bangunan yang menutup tempat penampungan air sementara, agar bilamana terjadi pasang dalam dan curah hujan air dapat mengalir kesungai kecil dan sungai besar kini banyak yang tertutup
Kalau sudah terjadi banjir seperti saat ini pertanyaannya kesalahan dan kekeliruan siapa ? Apakah perusahaan yang mencari rezeki di Kal-Sel ataukah pejabat daerah yang tidak melaksanakan aturan perundang-undangan atau sengaja telah melakukan pembiaran demi memperoleh kekayaan pribadi dan kelompok ? Dan saat ini masyarakat Kal-Sel yang menerima sengsara akibat korban banjir.
(Wagino Tanung
Koresponden Media Nasional CEO
Indonesia Kal-Sel).